Korelasi Tauhid dan Pendidikan: Penanaman Tauhid Prioritas Utama Dalam Pendidikan (Bagian 1)





PENDAHULUAN
Kitab suci al-qur’an merupakan kitab pedoman bagi manusia sebagai hudan linnas.[1] Sebagai pedoman, petunjuk dan acuan dalam menjalani kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berbagai petunjuk-petunjuk dan arahan tentang bergaul dengan manusia, bahkan dengan alam semesta sehingga terjadi harmonisasi antara sesama makhluk Allah yang hidup dimuka bumi ini.  Lebih dari itu, Al-quran juga merupakan sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sosok kepribadian Nabi Muhammad Saw merupakan seorang murabbi, seorang muallim dan muaddib, yang paling berhasil mendidik masyarakat, sehingga beliau diakui sebagai orang nomor satu paling berpengaruh di dunia sepanjang sejarah kehidupan manusia.[2] Sungguh pada diri Rasulullah itu terdapat contoh teladan yang baik,[3] yang patut ditiru dan dicontoh.
Tujuan utama pendidikan adalah membangun ummat yang Rabbani. Ummat yang betul-betul sadar akan jati dirinya dan tujuan hidup sebagai hamba Allah Swt. dan tidak menghambakan dirinya kepada ilmu pengetahuan itu sendiri.[4] Pendidikan menjadi sangat urgen dalam kehidupan sejak kehidupan dilahirkan sampai meninggal bahkan semenjak kehidupan belum dimulai.[5] Sedangkan tauhid yang merupakan akidah atau sistem keyakinan kepada keberadaa Allah sebagai prioritas pertama pengajaran dan landasan pokok pendidikan. Kekuatan akidah harus menjadi background dan landasan perbuatan serta menjadi worldview[6] setiap muslim dalam memandang realitas.[7] Pada makalah yang sederhana ini, penulis bermaksud menjelaskan hubungan tauhid dan pendidikan serta urgensinya dalam pendidikan, selamat membaca.

PENGERTIAN TAUHID DAN PENDIDIKAN
Tauhid secara bahasa berasal dari kata wahada artinya al-infirad, an-nadhir, an-inqitha dan al-matsil.[8] Bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu yang artinya menjadikan sesuatu satu. Syaikh Utsaimin mengatakan bahwa makna tauhid tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian, maksudnya menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu, kemudian baru menetapkannya.[9]
Pengertian pendidikan di dalam Al-quran berlaku universal. Mencakup  manusia dan segala aspek jagat raya yaitu dengan memposisikan Allah Swt. sebagai murabby (pendidikan) yang Maha Agung. Kata rabb di dalam Alquran sering dikaitkan dengan alam semesta, seperti di dalam surat al-Fatihah yaitu Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn yang artinya segala puji bagi Allah murabby sekalian alam.[10] Kata pendidikan diistilahkan melalui tiga term, pertama tarbiah, kedua ta’lim, dan ketiga ta’dib.
Kata tarbiah berasal dari akar rabbayurabbitarbiah yang mengandung arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi makan, mengembangkan, memelihara, membersihkan, menumbuhkan dan memproduksi mencakup aspek jasmani dan rohani.[11] Ancaman dan pukulan pada sang anak bagi yang belum terbiasa melakukan kewajiban dianggap bagian dari pendidikan.[12]
Sedangkan arti pendidikan, menurut kamus besar Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Dengan demikian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[13]
Menurut Ki Hajar Dewantara,[14] pendidikan adalah tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan Horne mengatakan, adalah proses yang terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.


[1] QS. Al-Baqarah : 185
[2] Michael H. Hart, 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah, (Jakarta: Mizan Publika, 2009) , hal. 13.
[3] QS. Al-Ahzab : 21
[4] QS. Az-Zariyat : 51
[5] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Jami’ul Bayan Fi Ta’wil al-Qur’an, Tahqiq Ahmad Muhammad Syakir, (t.k.: Muassasah ar-Risalah, 2000), cet. 1, jilid 17, hal. 265. Lihat tafsir QS. An-Nahl : 78.
[6] Worldview adalah cara pandang seseorang terhadap realitas dunia. Maksudnya menjadikan tauhid yang lurus sebagai dasar worldview setiap muslim. worldview Islam adalah pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang menjelaskan tentang hakekat wujud dan kehidupan secara totalitas.
[7] Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Prolegomena To The Metaphysics Of Islam: An Exposition Of The Fundamental Elements Of Worldview Of Islam, (Kuala Lumpur: International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), 2001), hal. 4-5.
[8] Abu Abdillah Syamsuddin bin Muhammad bin Asyraf bin Qusair al-Afghani, Jumudu Ulama al-Hanafiyah Fi Ibthali Aqaidi al-Qaburiyah, (T.K.: Dar as-Shami’i, 1997), Jilid 1, Hal. 83.
[9] Abdul Aziz bin Baz, Fatawa Muhimmah Li Umumi al-Ummah, (Riyad: Dar al-Ashimah, 1413), Hal. 3.
[10] QS. Al-Fatihah : 2
[11] Muhammad bin Muhammad bin Abdul Razak al-Khusaini, Tajul Urus Min Jawahir al-Qamus, (t.p.: Darul Hidayah, t.t.), hal. 462-469.
[12] Abu Daud atau nama sebenarnya Abu Da'ud Sulayman ibn Ash`ath al-Azadi al-Sijistani, Sunan Abu Daud, Muhaqiq Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, Hadits No. 495, (Beirut: al-Maktabah al-Ashariyah, t.t.), Jilid 1, hal. 133.
[13] Asep Sapa'at, Stop Menjadi Guru, (Jakarta: Tangga Pustaka, 2012), hal. 276.
[14] Ki Hadjar Dewantara nama aslinya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir di Yogyakarta, tanggal 2 Mei 1889 dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun, ia adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Tanggal kelahirannya diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya tut wuri handayani menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998. Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada tanggal 28 November 1959.
Lanjut ke: Bagian 2Bagian 3Bagian 4Bagian 5
Share on Google Plus

About Zaenal Muhtadin

Adalah Sebuah keputusan This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment