Korelasi Tauhid dan Pendidikan: Penanaman Tauhid Prioritas Utama Dalam Pendidikan (Bagian 2)




TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Muhammad ‘Athijah Al-Abrasy mengatakan, tujuan pendidikan adalah penanaman budi pekerti dan akhlak yang sempurna. Pendidikan dan pengajaran bukanlah hanya memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan), membiasakan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya Ikhlas dan Jujur.[1] Senada dengan pendapat ini, Hadji Khalifah menjelaskan bahwa tujuan dari belajar bukanlah mencari rizki di dunia ini, tetapi mencapai ilmu yang sebenarnya dan Akhlak yang sempurna. Sedangkan menurut Al-Ghazali yang utama adalah mendekatkan diri kepada Allah.
Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah swt. dengan pendidikan, diharapkan akan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan.[2] Disebabkan manusia merupakan fokus utama pendidikan, maka seyogyanyalah institusi-institusi  pendidikan memfokuskan kepada substansi kemanusiaan, membuat sistem yang mendukung kepada terbentuknya manusia yang baik, yang menjadi tujuan utama dalam pendidikan.
Dalam pandangan Islam, manusia bukan saja terdiri dari komponen fisik dan materi, namun terdiri juga dari spiritual dan jiwa. [3] Oleh sebab itu, sebuah institusi pendidikan bukan saja memproduksi anak didik yang akan memiliki kemakmuran materi, namun juga yang lebih penting adalah melahirkan individu-individu yang memiliki diri yang baik sehingga mereka akan menjadi manusia yang serta bermanfaat bagi ummat dan mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kebahagian lahir dan batin.[4]
Institusi pendidikan perlu mengarahkan anak didik supaya mendisiplinkan akal dan jiwanya, memiliki akal yang pintar dan sifat-sifat dan jiwa yang baik, melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, memiliki pengetahuan yang luas, yang akan menjaganya dari kesalahan-kesalahan, serta memiliki hikmah dan keadilan. Oleh sebab itu juga, ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam institusi pendidikan seyogyanya dibangun di atas Wahyu yang membimbing kehidupan manusia. Kurikulum yang ada perlu mencerminkan memiliki integritas ilmu dan amal, fikr dan zikr, akal dan hati. Pandangan hidup Islam perlu menjadi paradigma anak didik dalam memandang kehidupan.[5]

KONSEP PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN
Al-qur’an sebagai sumber segala ilmu pengetahuan. Baik pengetahuan alam maupun yang berkaitan dengan aqidah atau tauhid. Pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu sosial maupun pendidikan dan pengajaran. Seperti halnya dalam al-qur’an pada surat luqman dibahas secara terperinci tahapan-tahapan dalam mendidik, yaitu:

Pendidikan tauhid atau aqidah
Pokok pertama dan utama yang harus ditanamkan pada seorang anak yang sudah masuk jenjang pendidikan adalah pendidikan aqidah. Suatu kewajiban bagi orang tua muslim menjadikan anak-anaknya sebagai pribadi shalih-shalihah yang siap menghadapi zamannya. Agar anak-anak itu membawa izzah (kemuliaan) bagi orang tua dan menjadi investasi dunia akhirat. Penanaman akidah yang lurus menjadi kunci utama manusia dalam menjalani kehidupan. Sejak anak usia dini pengenalan Tuhan inilah yang perlu diupayakan. Tidak menyekutukan tuhan dengan apapun  karena syirik perbuatan yang tak diampuni,[6] Hal ini dimuat dalam firman Allah SWT:
“ Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepada anaknya: “hai anakku, janganlah kamu mensekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”[7]   
Perbuatan mensekutukan Allah, menduakan Allah, adalah lawan dari tauhid yang mengesakan Allah. Allah itu satu, Maha Esa, Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, ia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.[8] Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah perbuatan yang sangat dilarang Allah, sebagaimana tauhid  sesutu yang sangat diperintahkan. Sehingga para Rasul dalam berdakwah, hal pertama yang ditekankan adalah masalah ketauhidan sebelum yang lainnya.[9]
Syirik merupakan dosa terbesar dan Allah SWT  tidak akan mengampuninya, Allah berfirman : “ sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang di kehendaki-Nya.[10] Disisi lain perbuatan syirik merupakan penyebab kehancuran bangsa-bangsa terdahulu, pembangkangan terhadap Allah menyebabkan kemurkaan-Nya sehingga mereka mendapat adzab.[11] Maka dari itu pengenalan agama islam terhadap anak, khususnya akidah ketauhidah menjadi hal yang harus diperhatikan dan didahulukan.[12]


[1] Muhammad ‘Athijah Al-Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hal. 15-18.
[2] Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2009),  hal. 27.
[3] Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Prolegomena To The Metaphysics Of Islam: An Exposition Of The Fundamental Elements Of Worldview Of Islam.....hal. 143
[4] Anwar Sanusi, Jalan Kebahagiaan, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hal. 256.
[5] Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Prolegomena To The Metaphysics Of Islam: An Exposition Of The Fundamental Elements Of Worldview Of Islam….hal. 4-5.
[6] Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at-Tamimi, al-Mathlub al-Hamid Fi Bayani Maqasid at-Tauhid, (T.K.: Darul Hidayah, 1991), Hal. 212.
[7] QS. Luqman : 13
[8] QS. Al-Ikhlas : 1-4
[9] Hafidz Ibnu Ahmad bin Ali Al-Hukmi, Ma’arijul Qubul Bisyarhi Sulamil Wusul Ila Ilmil Usul, Tahkik Umar Ibnu Mahmud Abu Umar, (Dimam: Dar Ibnu Qoyyim, 1990), Jilid 2, Hal. 481.
[10] QS. An-Nisa’ : 116
[11] Harun Yahya, Fakta-fakta yang mengungkap hakikat hidup di dunia, (Bandung: Dzikta, 2004), Hal. 102-110.
[12] Ummi Aghla, Mengakrabkan Anak pada Ibadah, (Jakarta: Almahira, 2004), hal. 34. 

Lanjut ke : Bagian 3, Bagian 4, Bagian 5
Kembali ke : Bagian 1
 
Share on Google Plus

About Zaenal Muhtadin

Adalah Sebuah keputusan This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment