Studi Hadits: Analisis Terhadap Shalat Tarawih Berjamaah dalam Perspektif Ahlu Sunnah dan Syi’ah (Bagian 2)




Ditulis oleh : Zaenal Muhtadin


lain, dimana orang-orang shalat dengan qari` (imam) mereka. Umar berkata; ‘Ini adalah bid’ah yang sangat bagus. Tetapi, orang-orang yang sekarang tidur itu lebih baik daripada yang bangun.’ Maksud Umar, orang yang tidur untuk bangun di akhir malam. Waktu itu, orang-orang qiyamullail pada awal malam.” HR. Bukhari.

Hadits Kedua diriwayatkan Imam Baihaqi 
أنبأ أَبُو أَحْمَدَ عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَسَنِ الْعَدْلُ، أنبأ أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْمُزَكِّي، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْعَبْدِيُّ، ثنا ابْنُ بُكَيْرٍ، ثنا مَالِكٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ قَالَ: خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِي لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ إِلَى الْمَسْجِدِ، فَإِذَا النَّاسُ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُونَ فَيُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ، وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ، فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: "وَاللهِ إِنِّي لَأَرَى لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ أَمْثَلَ " ثُمَّ عَزَمَ فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ: ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ، فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: "نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ، وَالَّتِي يَنَامُونَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنَ الَّتِي يَقُومُونَ"، يُرِيدُ آخِرَ اللَّيْلَةِ، وَكَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ أَوَّلَهُ " رَوَاهُ البيهقي.[1]

Artinya:
Telah menceritakan Abu Ahmad Abdullah bin Muhammad bin Hasan al-Adl, menceritakan Abu Bakar Muhammad bin Ja’far al-Muzakki, menceritakan Muhammad bin Ibrahim al-‘Abdiy, menceritakan Ibnu Bukair, menceritakan Malik Dari Ibnu Syihab, dari Urwah bin Zubair, dari ‘Abdurrahmaan bin ‘Abd Al-Qaariy, berkata : Aku pernah keluar bersama ‘Umar bin Al-Khaththaab di bulan Ramadlaan menuju masjid. Di sana banyak sekali orang yang terpencar-pencar. Ada yang shalat sendirian. Ada juga yang shalat sendiri, tetapi ada beberapa orang yang mengikutinya. Umar berkata; ‘Demi Allah, sesungguhnya saya melihat jika saya satukan mereka dengan seorang imam tentu akan lebih baik.’ Maka, Umar pun mengumpulkan mereka dengan Ubay bin Ka’ab sebagai imam. Kemudian, saya keluar lagi bersama Umar pada malam yang lain, dimana orang-orang shalat dengan qari` (imam) mereka. Umar berkata: ‘Ini adalah bid’ah yang sangat bagus. Tetapi, orang-orang yang sekarang tidur itu lebih baik daripada yang bangun.’ Maksud Umar, orang yang tidur untuk bangun di akhir malam. Waktu itu, orang-orang qiyamullail pada awal malam.” HR. Baihaqi.

Hadits Ketiga diriwayatkan Imam Malik


أَخْبَرَكَ مَالِكٌ، ويُونُسُ بْنُ يَزِيدَ، وَابْنُ سَمْعَانَ، وَاللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ أَخْبَرَهُمْ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ، أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، جَمَعَ النَّاسَ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فِي قِيَامِ رَمَضَانَ، قَالَ: ثُمَّ خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ لَيْلَةً وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلُاةِ قَارِئِهِمْ، فَقَالَ عُمَرُ: " نِعْمَ الْبَدْعَةُ هَذِهِ وَالَّتِي يَنَامُونَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنَ الَّذِي يَقُومُونَ يَعْنِي: يُرِيدُ آخِرَ اللَّيْلِ فَكَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ أَوَّلَهُ"[2]

Artinya:
Telah menceritakan Malik, Yunus bin Yazid, Ibnu Sam’an, al-Laits bin Saad, bahwasannya Ibnu Syihab memberitahukan mereka, dari Urwah bin Zubair, dari ‘Abdurrahmaan bin ‘Abd Al-Qaariy, bahwa Umar bin Al-Khaththaab mengumpulkan orang yang sedang shalat dengan Ubay bin Ka’ab sebagai imam shalat tarawih. Berkata: kemudian, saya keluar lagi bersama Umar pada malam yang lain, dimana orang-orang shalat dengan qari` (imam) mereka. Umar berkata: Ini adalah bid’ah yang sangat bagus. Tetapi, orang-orang yang sekarang tidur itu lebih baik daripada yang bangun.’ Maksud Umar, orang yang tidur untuk bangun di akhir malam. Waktu itu, orang-orang qiyamullail pada awal malam.” HR. Malik.

Hadits Keempat di riwayatkan Abdu ar-Razaq as-Shan’ani


عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ - وَكَانَ يَعْمَلُ لِعُمَرَ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَرْقَمِ عَلَى بَيْتِ الْمَالِ - قَالَ: فَخَرَجَ عُمَرُ لَيْلَةً، وَمَعَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ، وَالنَّاسُ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُونَ يُصَلِّي الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ، وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ النَّفَرُ، فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: إِنِّي لَأَظُنُّ أَنْ لَوْ جَمَعْنَا هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ كَانَ أَفْضَلَ فَعَزَمَ أَنْ يَجْمَعَهُمْ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ، فَأَمَرَ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ فَأَمَّهُمْ فَخَرَجَ لَيْلَةً، وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ، فَقَالَ: "نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ، وَالْتِي تَنَامُونَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنَ الَّتِي تَقُومُونَ، يُرِيدُ آخِرَ اللَّيْلِ، وَكَانُوا يَقُومُونَ فِي أَوَّلِ اللَّيْلِ".[3]


Artinya:
Dari ma’mar, dari az-Zuhriy, dari Urwah bin Zubair, dari ‘Abdurrahmaan bin ‘Abd Al-Qariy –ia bekerja untuk Umar bersama Abdullah bin Arqam di Baitul maal-, berkata: bahwa Umar keluar bersama Abdurrahman bin ‘Auf di bulan Ramadlaan. Di sana banyak sekali orang yang terpencar-pencar. Ada yang shalat sendirian. Ada juga yang shalat sendiri, tetapi ada beberapa orang yang mengikutinya. Umar berkata; Sesungguhnya saya melihat jika kita satukan mereka dengan seorang imam tentu akan lebih baik.’ Maka, Umar pun berniat akan mengumpulkan mereka menjadi dibawah satu imam, maka Umar memerintahkan Ubay bin Ka’ab menjadi imam shalat mereka. Pada suatu malam keluar lagi Umar, dimana orang-orang shalat dengan qari` (imam) mereka. Umar berkata; ‘Ini adalah bid’ah yang sangat bagus. Tetapi, orang-orang yang sekarang tidur itu lebih baik daripada yang bangun.’ Maksud Umar, orang yang tidur untuk bangun di akhir malam. Dan orang-orang qiyamullail pada awal malam.”.” HR. Abdurrazaq as-Shan’aniy.


[1] Abu Bakar Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa al-Khurajirdiy al-Khurasaniy al-Baihaqiy, as-Sunan al-Kubra, Muhaqiq Muhammad Abdul Qadir ‘Atha, Hadits No. 4275, (Bairut: Darul Alamiyah, 2003), Jilid 2, hal. 695.
[2] Abdullah bin Wahab bin Muslim, Muwatha Abdullah bin Wahab, Muhaqiq Hisyam Ismail as-Shiniy, No. Hadits 272, (ad-Dimam: Dar ibnu aj-Jauziy, t.t.), Jilid 1, hal. 99.
[3] Abu Bakar Abdul ar-Razaq bin Hamam bin Nafi’ al-Humairiy al-Yamaniy as-Shan’aniy, al-Mushannaf, Muhaqiq Habib ar-Rahman al-Udzma, Hadits No. 7723, (Bairut: al-Maktab al-Islamiy, 1403), Jilid 4, hal. 258.

Lanjut ke : Bagian 3

Kembali ke : Bagian 1



Share on Google Plus

About Zaenal Muhtadin

Adalah Sebuah keputusan This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment