Oleh: Siti Rohana & Dewi Purnama Sari*
Apa sih
Ejakulasi Dini?
Ejakulasi
dini sering kali dikaitkan dengan kejantanan seorang pria. Karena itu tidak
seorang priapun yang mau bercerita dirinya mengalami ejakulasi dini, kecuali
jika dia memang sedang melakukan terapi atau pengobatan bersama dokter.
Mengapa? Sebab ejakulasi dini kerap dianggap memalukan. Alasannya karena setiap
laki-laki tidak ingin dikatakan dirinya tidak jantan? Sering KO di ranjang
berhadapan dengan istrinya.
Ejakulasi
adalah keadaan dimana ditandai dengan keluarnya cairan semen yang mengandung
sperma dari Mr. P atau penis. Keadaan ini lazim disertai dengan keadaan tubuh
yang disebut sebagai ”orgasme’’. Ejakulasi terjadi karna adanya ereksi dan
mengelurkan cairan sperma (lelaki) yang biasanya dialami bersamaan dengan
orgasme. Dalam hubungan intim, ejakulasi terjadi akibat adanya rangsangan
dengan lawan jenis. Namun ejakulasi juga terjadi walaupun tanpa rangsangan
lawan jenis, melainkan dilakukan dengan fantasi tertentu.
Menurut para
ahli mengenai ejakulasi dini, yaitu:
Batasan
ejakulasi dini didasarkan pada waktu tertentu ketika terjadi ejakulasi,
ejakulasi dini ditentukan oleh berapa kali seorang pria mampu melakukan gerakan
ketika berhubungan seksual sebelum terjadi ejakulasi, ejakulasi dini diartikan
sebagai ketidakmampuan menahan ejakulasi sampai pasangannya mencapai orgasme, ejakulasi
dini ditentukan oleh mampu tidaknya pria mengendalikan ejakulasi agar terjadi
sesuai dengan keinginannya.
Untuk
menyebut seseorang mengalami ejakulasi dini atau tidak, sampai sekarang di
antara para ahli memang masih simpang siur. Artinya tidak ada ukuran yang
pasti, apakah seseorang yang mengalami
ejakulasi dalam kurun waktu tetentu itu disebut ejakulasi atau semuanya
bersifat relatif. Namun demikian, para ahli tidak jarang juga membuat
ukuran-ukuran tertentu tentang ejakulasi
dini agar lebih mudah. Misanya ejakulasi dini di ukur dari waktu, jadi bila
ejakulasi terjadi kurang dalam waktu dua menit
maka itu sudah bisa disebut ejakulasi dini.
Ejakulasi
dini mengakibatkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis. Pada ejakulasi
dini, ketidak harmonisan bahkan disebabkan karena ketidakpuasan pada kedua
belah pihak. Pria yang mengalami ejakulasi dini merasa tidak puas karena
hubungan seksual berlangsung sangat singkat di luar kehendaknya. Pria yang
mengalami ejakulasi dini sering mengalami stres, tidak percaya diri, rendah
diri, dan malu terhadap pasangannya. Dalam waktu lama dapat terjadi disfungsi
ereksi. Pasangannya tentu kecewa, tidak puas, jengkel, marah, dan akhirnya
mengalami disfungsi seksual seperti hilangnya gairah seksual.
Ejakulasi
dini dapat terjadi resiko terserang kanker prostat di usia senja makin besar.
Kemungkinan Mr. P dan Testis ‘cepat rusak’. Konsentrasi susah atau sulit fokus.
Tidur tidak nyenyak atau insomnia. Jantung berdebar terus menerus. Paru-paru
bekerja tidak optimal atau nafasnya cepat. Kepala sering pusing. Secara mental perasaan
bersalah pada diri sendiri. Berpotensi terserang penyakit psikologi yang
bernama ‘Bipolar Disorder’ (Gangguan Bipolar), jika terserang penyakit ini akan
sulit, obatnya adalah kekuatan iman. Hasil dari penyakit ini jika makin parah
akan menjadi sex maniac atau maniak seks.
Ejakulasi
dini tidak datang dengan sendirinya pada pria, melainkan ada penyebabnya,
diantaranya: Penyebab psikis seperti stress berkepanjangan, kebiasaan ingin cepat
selesai ketika melakukan hubungan seksual, Penyebab fisik terutama kurang
berfungsinya serotonin yang berfungsi menghambat, Gangguan kontrol saraf yang
mengatur peristiwa ejakulasi juga diduga menjadi penyebab terjadinya ejakulasi
dini.
Cara
Mengatasi Ejakulasi Dini
Sex therapy,
yang dilakukan untuk mengontrol ejakulasi dilakukan dengan bantuan istri. Pada
dasarnya cara ini dilakukan melalui beberapa langkah;
Istri
melakukan masturbasi terhadap suami yang menderita ejakulasi dini dengan posisi
suami berbaring terlentang, sampai suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi.
Pada saat
suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi, istri melakukan penekanan pada penis
dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah, selama beberapa detik
untuk menghambat terjadinya ejakulasi.
Istri
melakukan masturbasi terhadap suami sampai terjadi ereksi yang cukup, lalu
segera memasukkannya ke dalam vagina dalam posisi istri di atas tanpa melakukan
gerakan. Bila suami merasa akan ejakulasi, istri segera mengangkat tubuhnya dan
melakukan penekanan pada penis seperti pada langkah kedua. Selanjutnya
rangsangan dengan masturbasi diulang lagi, dan dilanjutkan dengan hubungan
seksual seperti di atas.
Dilakukan
setelah beberapa hari melakukan latihan di atas. Pada langkah ini, suami
diizinkan melakukan tekanan untuk mempertahankan ereksinya selama melakukan
hubungan seksual dengan posisi istri di atas.
Dilakukan
bila suami sudah lebih mampu mengontrol ejakulasi. Pada langkah ini pasangan
dapat melakukan hubungan seksual dengan posisi samping. Kalau dengan posisi ini
suami mampu menahan ejakulasi, maka hubungan seksual dapat dilakukan dalam
posisi suami di atas.
Latihan
tersebut diharapkan tetap dilakukan dan kapan saja diperlukan. Tetapi cara ini
tidak selalu mudah dilakukan karena beberapa alasan. Pertama, ketertutupan
pihak pria terhadap istrinya. Kedua, tiadanya komunikasi dan kerjasama suami
istri dalam masalah seksual. Ketiga, perasaan enggan atau malas untuk melakukan
latihan karena harus membuang waktu dan dianggap tidak praktis.
Jika sex
therapy tidak berhasil, maka lakukan cara yang kedua yaitu menggunakan obat.
Obat untuk mengatasi ejakulasi dini adalah obat yang berkhasiat mengontrol
ejakulasi.
*Penulis
adalah mahasiswi D-III Kebidanan STIKes Awal Bros Batam
Blogger Comment
Facebook Comment